YOGYAKARTA – Tim UGM yang terdiri dari 3 dosen dan peneliti FMIPA yaitu Gede Bayu Suparta, IK Swakarma, Putu Dharmayasa, serta IW Sudirata berhasil mengembangkan teknologi radiografi digital terbaru. Pengembangan alat itu melalui penambahan beberapa komponen peralatan radiografi yaitu pada generator sinar X, pengubah gambar serta pada sistem komputernya.

“Perangkat tambahan di 3 komponen ini diintegrasikan jadi sebuah sistem radiografi digital,” kata Gede Bayu Suparta, belum lama ini.

Dia menjelaskan bahwa dengan pengembangan 3 komponen tambahan baru itu menyebabkan komponen bisa dikendalikan secara otomatis. Hasilnya pun selain digital sekaligus menghasilkan beberapa keuntungan lainnya seperti mereduksi listrik, namun jumlah citra radiasi yang dihasilkan justru lebih banyak hingga 20 kali dibanding alat radiografi yang ada selama ini.

“Lebih efisien namun jumlah pancarannya lebih banyak hingga 20 kali lebih dibanding alat sebelumnya,” katanya.

Penambahan perangkat pada alat radiografi itu dinilai sangat bermanfaat bagi upaya peningkatan fasilitas layananan kesehatan di Indonesia dan negara berkembang lainnya. Untuk itu UGM telah mematenkan produk tersebut sehingga terbitlah sertifikat paten dari Ditjen HKI Depkumham RI tanggal 19 Oktober 2009 dan berlaku secara ekslusif selama 20 tahun.

“Agar teknologi ini dapat dimanfaatkan secara murah di puskesmas dan rumah sakit maka perlu dipatenkan dengan benar,” imbuh Gede.

Upaya pengembangan komponen tambahan radiografi ini mulai dirintis pada tahun 2003 ketika tim UGM berupaya mengutak-atik 3 aset komponen peralatan radiografi yaitu pembangkit sinar X lengkap dengan tabung dan sistem panelnya, tabung X-ray Image Intensifier (XRII) lengkap dengan pengubah citra radiografi sehingga menjadi citra video analog, dan satu set meja pasien.

“Tahun 2003 kita sudah mulai rintis sebelum melanjutkan riset hingga pematenannya,” jelasnya.� (Satria Nugraha/Trijaya/mbs)

dikutip dari okezone.com